"Aku masih merasakan udara yang  sama. Masih berdiam ditempat yang sama. Tapi yang kurasakan tak lagi  sama, kesunyiaan ini bernama tanpamu."
Sebenarnya, aku tidak pernah ingin semuanya berakhir. Saat  semua terancang dengan hebat dan sempurna, saat perhatian-perhatian  kecil itu menjelma menjadi candu rindu yang menancapkan getar-getar  bahagia. Tapi, bukankah prediksi manusia selalu terbatas? Aku  tidak bisa terus menahan dan mengubah sesuatu yang mungkin memang harus  terjadi. Perpisahan itu harus terjadi untuk pertemuan awal yang pasti akan memunculkan perasaan bahagia itu lagi.
Tidak dipungkiri dan aku tak harus menyangkal diri, bahwa selama rentan waktu tanpamu, aku merasa ada sesuatu yang hilang.  Ketika pagi, kamu menyapaku dengan lembutnya. Saat siang, kamu sekedar  mengingatkan untuk tidak terlambat makan. Saat sore, kamu menyapaku  lagi, bercerita tentang hari-harimu, lelahmu dan bahagiamu pada hari  itu. Saat malam, kamu menjerat pikiranku untuk berfokus pada suaramu  yang mengalun lembut melewati lempengan-lempengan dingin handphoneku. Dan aku rindu, rindu semua hal yang bisa kita lalui hingga terasa waktu terlalu cepat berlalu saat kita melaluinya bersama.
Dan, akhirnya perpisahan itu tiba. Sesuatu yang selalu kita benci kedatangannya tapi harus selalu kita lewati tanpa kita tahu kapan itu akan terjadi.  Dengan segala ketidaksiapan yang menggerogotiku, aku tetap harus  melepaskanmu. Kau temukan jalanmu, aku temukan jalanku. Kita bahagia  dalam jalan kita masing-masing. Kamu berpegang pada prinsipmu, aku  berpegang pada perasaanku. Kita berbeda dan memang tak harus berjalan  beriringan.
Semua berjalan dengan cepat. Sapa manjamu, tawa renyahmu, cerita lugumu, dan segala hal yang membuat otakku penuh karenamu. Dan, aku harus membuang dan menghapus itu semua dari memori otakku agar kamu  tak lagi mengendap-endap masuk ke dalam hatiku,  lalu membuat kenangan itu menjadi nyata dan kembali menjadi realita.  Mari mengikhlaskan, setelah ini akan ada pertemuan yang lebih  menggetarkan hatimu dan hatiku, akan ada seseorang yang masuk ke dalam  hidupmu dan hidupku, dia akan menjadi alasan terbesar saat doa terucap  lalu aku dan kamu menyisipkan namanya. Selamat menemukan jalanmu. 
Percayalah,  bahwa perpisahan ini untuk membaikan hidupmu dan hidupku, bahwa setelah  perpisahan ini akan ada rasa bahagia bertubi-tubi yang mengecupmu  dengan seringnya. Percayalah bahwa pertemuan kita tidak sia-sia. Aku  banyak belajar darimu dan aku berharap kau juga mengambil pelajaran  dari pertemuan singkat ini. Semua butuh proses dan waktu saat kamu harus  kehilangan sesuatu yang terbiasa kau rasakan. Baik-baik ya :)
tke it from blog kak DWITASARI :)
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 
0 komentar:
Posting Komentar